Mengenai Saya

Foto saya
My Name : dr. Jopie Artha Alhitya Dane .Spa Kita hanya miliki waktu yang terbatas. Ketika cahaya masih bersinar di atas sebelum kau ditelan gelap Dan aku kembali terlelap Kau hanya semu katanya, tidak pernah nyata Tapi hanya dirimu yang begitu dekat denganku selain Tuhan dan Bundaku.

Senin, 27 Juni 2011

Gerimis Dini Hari

aku masih terjaga
masih menghitung detak jam dinding menuju pagi
sementara gerimis masih betah berderai
dan sekali lagi kau sertakan suaramu
yang kau arak bersama barisan gerimis
di luar sana

Minggu, 26 Juni 2011

AKU MENCINTAIMU UTUH TAK TERSENTUH ♥ ♥

Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh.....

Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..
Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?
Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain…

Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ‘ya’ maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. .

Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?…. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta…

Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..,

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH.

Infeksi Kulit Pada Si Kecil


Si kecil mengalami infeksi kulit? Tingkah lakunya yang energik dan selalu aktif bermain dengan benda-benda di sekitarnya, terkadang memudahkan si kecil terinfeksi berbagai kuman penyakit, salah satunya adalah infeksi kulit. Namun Anda tidak perlu cemas karena tidak semua infeksi kulit dapat membahayakan.
 
Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula)Infeksi ini menempati urutan ketiga penyakit kulit tersering pada anak setelah eksim dan kutil, terutama yang kurang menjaga kebersihan tubuhnya.
Lepuhan-lepuhan kecil ini kebanyakan menyerang anak-anak berusia 2-6 tahun. Kemunculannya bisa di bagian tubuh manapun, terutama pada wajah, lengan dan tungkai.
Impetigo berawal dari luka terbuka yang menimbulkan rasa gatal, kemudian melepuh dan mengeluarkan isi lepuhannya lalu mengering hingga akhirnya membentuk keropeng. Penyakit yang disebabkan bakteri Staphylococcus atau Streptococcus ini, menular melalui cairan yang berasal dari lepuhannya.
Untuk menghilangkan bakteri penyebabnya, dokter akan memberikan antibiotika yang bisa berupa pil atau salep, tergantung dengan kondisi anak dan luasnya infeksi. Jika infeksi tergolong ringan biasanya akan diberikan salep antibiotik. Sedangkan pada yang berat, antibiotika bisa diberikan dengan cara keduanya. Untuk melepaskan keropeng, kulit yang terinfeksi sebaiknya dicuci dengan sabun anti-bakteri beberapa kali dalam sehari.
Molluscum Contagiosum
Molluscum contagiosum merupakan penyakit kulit yang muncul seperti kutil berkelompok berbentuk seperti mutiara yang bersifat contagious atau menular. Kutil berwarna coklat muda ini berukuran hingga 1 cm dan muncul di area dada dan punggung. Bila dipencet, akan keluar isi seperti nasi berwarna putih kekuningan.
Infeksi kulit ini umum terjadi dan disebabkan human poxvirus dan paling banyak mengenai anak-anak berusia 2 sampai 5 tahun. Biasanya, kuman menular langsung karena bersentuhan dengan kutil atau kontak langsung dengan anak yang terinfeksi kuman.
Terdapat beberapa terapi untuk mengangkat kutil seperti ekstrasi ataupun pembakaran kutil dengan zat kimia namun terapi ini bisa menimbulkan nyeri. Langkah lainnya adalah dengan pemberian salep bersifat asam yang dapat mengikis kutil atau salep pencegah penyebaran kutil sehingga lebih cepat sembuh tanpa bekas. Meskipun demikian Molluscum contagiosum bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Pada anak yang sehat, kutil bertahan selama 6 hingga 8 minggu yang kemudian menghilang tanpa bekas secara perlahan. Namun karena infeksi ini dapat menulari kulit sekitarnya, maka untuk sembuh sempurna dibutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
 
Jamur di Kepala
Kepala si kecil ternyata tidak hanya mudah terkena ketombe tapi juga rentan terserang jamur. Jamur yang tumbuh di kepala ini, bentuknya bermacam-macam, ada yang menyerupai ketombe tanpa gambaran pitak yang jelas, ada pula botak setempat dengan ujung rambut patah-patah atau kulit di area tersebut kasar dan tak sehat.
Kemuculannya ditandai dengan gejala awal berupa rambut kusam, mudah patah dan rontok, kulit kepala gatal dan bersisik. Pada kasus jamur kepala yang berat, bahkan timbul bisul-bisul di kepala dan dapat terjadi kebotakan yang permanen.
Jamur ini sulit dihilangkan sendiri tanpa bantuan obat dan  tidak akan sembuh jika hanya menggunakan shampo anti ketombe. Jamur bahkan dapat bertambah banyak bila diobati salep untuk eksim. Anda perlu mencurigai pertumbuhan jamur bila terjadi kebotakan dengan kulit kepala mengelupas atau berkerak. Untuk memastikan penyebab kebotakan pada anak, dokter akan mengambil spesimen rambut atau kerak dan kemudian memberikan obat antijamur yang sesuai.
Viral Warts
Viral warts adalah pertumbuhan berlebih lapisan luar (epitel) kulit yang jinak dan disebabkan kuman human papillomavirus.
Viral warts atau kutil virus ini mulai muncul pada usia anak, kemudian meningkat pada saat remaja, dan akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu dua tahun. Namun, sebelum menghilang akan muncul jaring-jaring kehitaman di area kutil akibat kematian kapiler darah.
Virus ini juga bersifat menular. Bahkan pada beberapa orang, jenis kutil ini bisa bertahan lama, bertambah banyak dan besar, karena itulah tindakan pengobatan diperlukan.
Pengobatannya bisa dilakukan dengan menggunakan salep asam salisilat, terapi beku (krioterapi) dengan efek samping nyeri dan meninggalkan bekas atau bisa juga menggunakan larutan silver nitrat dan glutaraldehid.

Breath-Holding Spells


  Melihat si kecil tak sadarkan diri dengan wajah membiru memang sangat menakutkan. Tapi Anda tak perlu khawatir, karena kondisi ini tidak berbahaya.
Breath-holding spell adalah suatu kondisi ketika anak merasa kesakitan, marah ataupun ketakutan, sehingga Ia melepaskannya dengan menangis keras lalu menahan napas dan tidak bersuara.
Keadaan ini disebabkan oleh suatu refleks yang abnormal dan menyebabkan 5% anak menahan napas cukup lama hingga ia menjadi tidak sadarkan diri.
Tanda-tanda breath-holding spell:

Breath-holding spell tidak berbahaya dan bukan merupakan penyakit epilepsi. Serangan ini biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun dan menyerang ketika anak baru terbangun dari tidur. Umumnya dalam sehari bisa terjadi 1-2 kali, namun setelah si kecil berusia 4 tahun akan hilang dengan sendirinya. Breath-holding spell, ditandai dengan gejala sebagai berikut :

  • Si kecil menangis keras dan menahan napasnya.
  • Di sekitar mulutnya akan terlihat warna biru lalu tidak sadarkan diri.
  • Tubuhnya menjadi kaku dan beberapa kali terlihat bergerak seperti kejang.
  • Keadaan si kecil akan kembali normal dalam waktu kurang dari 1 menit

Bagaimana merawatnya?
  • Selama serangan. Anda tidak perlu panik karena serangan ini tidak berbahaya dan akan berhenti dengan sendirinya. Baringkan si kecil di atas tempat tidur. Dalam posisi terlentang rata, aliran darah ke otak akan membaik dan mungkin dapat mencegah timbulnya kejang. Letakkan kompres dingin di dahinya hingga ia sadar kembali. Catat lamanya serangan dan jangan memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.
  • Setelah serangan. Tenangkan dirinya sambil Anda memeluknya. Jangan memperlihatkan wajah panik dan ketakutan Anda pada si kecil.
  • Pencegahan trauma. Kondisi yang paling berbahaya adalah trauma pada bagian kepala. Bila saat serangan terjadi si kecil sedang berada di dekat benda-benda keras, segera baringkan dia jauh dari benda tersebut.
Apakah bisa dicegah?

Serangan ini tdak dapat dicegah bila disebabkan si kecil terjatuh atau dalam kondisi marah dan ketakutan. Namun Anda bisa menghindari si kecil agar tidak menjadi biru dengan mengalihkan perhatiannya. Peluklah si kecil dan perlihatkan sesuatu yang menarik padanya. Anak yang mengalami anemia lebih sering mengalami serangan ini.
 
Perlukah menghubungi dokter?

Meskipun tidak berbahaya, namun sebaiknya Anda harus tetap waspada. Segera periksakan kondisi si kecil ke dokter bila serangan terjadi lebih dari satu kali dalam seminggu dan berlangsung lebih dari satu menit. Pola serangan yang berubah juga perlu Anda perhatikan.

Imunisasi Anak & Reaksi yang Ditimbulkan


 
Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak-anak. Lalu mengapa kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting tersebut? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12  imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan penyakit. Sedangkan 7 jenis imunisasi lainnya merupakan imunisasi yang dianjurkan sebab hanya berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh anak terhadap beberapa jenis penyakit.
IMUNISASI WAJIB
Imunisasi yang wajib diberikan pada balita di bawah 12 bulan adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC, Hepatitis dan Polio. Sedangkan reaksi masing-masing imunisasi juga berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas tubuh tiap anak.
BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Namun jangan kautir, sebab hal ini merupakan reaksi yang normal. Namun jika bisulnya dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya anak segera dibawa kembali ke dokter. Sementara waktu untuk mengatasi pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptik.
Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan.
Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni vaccine polio inactivated (IPV) dan vaccine polio  oral (OPV). Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.
Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi Campak biasanya timbul seminggu kemudian berupa demam, diare, atau keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun efek ini tergolong ringan sekali sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan sebab biasanya akan sembuh sendiri.
DTP
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vasin ini diberikan 5 kali pada usia 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Reaksi lokal yang mungkin timbul oleh imunisasi ini adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Umumnya pasca imunisasi ini anak agak demam dan rewel. Berikan si kecil obat penurun panas dan banyak minum terutama ASI. Namun kini sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya harga untuk imunisasi ini masih tergolong mahal. Biasanya dokter akan memberikan pilihan, jadi tegantung pada orangtua mau memilih yang mana.
 
IMUNISASI YANG DIANJURKAN Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus influenza tipe b yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru) dan infeksi tenggorokan. Vaksin ini diberikan 4 kali pada usia 2,4,6 dan 15-18 bulan.
Pneumokokus (PCV)
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit paru-paru dan radang otak. Imunisasi ini juga melindungi anak terhadap bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga dan radang tenggorokan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan radang paru.

Vaksin Influenza
Dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus diberikan hingga dewasa.
MMR
MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun. Reaksi dari vaksin ini biasanya baru muncul tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak di kelenjar belakang telinga. Untuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri. Patut diperhatikan, jangan langsung membawa pulang anak setelah ia diimunisasi MMR. Tunggulah hingga 15 menit, sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.
Imunisasi varisella
Berfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya infeksi kulit dan bisa infeksi di otak. Vaksin ini diberikan pada anak usia 1-13 tahun 1 kali dan lebih dari 13 tahun 2 kali.

Tifoid
Imunisasi untuk mencegah Typus. Imunisasi ini dapat diulang setiap 3 tahun.

Hepatitis A
Imunisasi inidapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun.
SYARAT PEMBERIAN IMUNISASI
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan). Nah, untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Jika anak dalam kondisi sakit maka kekebalan yang terbentuk tidak bagus.

Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS atau dalam penggunaan obat obatan steroid, anak diketahui mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi tertentu atau komponen imunisasi tertentu.
VAKSIN KOMBINASI
Biasanya diberikan pada anak yang orangtuanya lupa pada jadwal vaksinasi anaknya. Jadi, para orangtua tak perlu takut jika sempat terlewat jadwal imunisiasi buah hari sebab tak ada itu istilah hangus untuk imunisasi. Orangtua pun tak perlu harus mengulang imunisasi dari awal sebab sel-sel memori dalam tubuh mampu mengingat dan akan merangsang kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya.

Sabtu, 25 Juni 2011

PANTAI RAHASIA

Aku masih mengingat-ingat kejadian lucu sekaligus awal perkenalan kita. Sebenarnya dua  orang itu menjadi akrab bukan karena kebersamaan yang lama. Yang penting cocok seperti antara kita, antara aku dan kau.

Bicara apa pun  nyambung sehingga perbincangan selalu mengalir. Banyak ide yang tiba-tiba mencair. Kata demi kata yang keluar dari mulutmu laksana anak panah yang melesat gemulai dari  busur,   menjadi rangkaian-rangkaian kalimat  yang menghibur dan membuka pikiranku dengan pandangan baru. Kita bicara apa saja, dari teknologi, kesehatan, pengalaman-pengalaman hidup atau bahkan segala hal yang tak penting. Mengisi kekosongan dengan kebersamaan.

Kita  seperti sahabat lama yang sudah bertahun-tahun tak bertemu. Serupa seorang bayi  yang sudah kehausan yang merindukan puting susu ibunya. Atau bagai orang-orang kelaparan yang membutuhkan roti kehidupan. Kita  seakan-akan telah memendam rindu berabad-abad lamanya yang kemudian  tiba-tiba  menemukan  sebuah ruang, sebuah  hati yang di dalamnya lautan ketulusan  menyatukan dua  jiwa yang selama ini saling mencari. Dengan segala kemudahan dan kebaikan teknologi, pada   situasi dan keadaan yang tepat kita dipertemukan  di ruang  ini.

"Ah. Padahal kita baru beberapa jam  yang lalu  berkenalan!" gumanku seraya tersenyum memandang layar komputerku di mana percakapan panjang kita memenuhinya.Begitu cepat  semua cerita keluar seperti air di pengununggan yang tak bisa ditahan  mengalir deras  mencari  muaranya.


***
Sejak saat itu kita rela  menyolong waktu dari padatnya kesibukan untuk mengirim sapa, kabar, kelakar  atau hanya sekedar menulis beberapa baris kalimat baik  lewat  inbok, sms atau percakapan ringan di telepon selular.  

Dalam setiap doa,  kemudahan dan kebahagian yang  senantiasa menjadi permintaan utama padaNya terjadi pada kita. 

Meski jarak beribu-ribu mil, tak mengurangi makna dari  kebersamaan ini.

Hingga suatu hari saat kau mengabarkanku, kau akan datang ke kotaku mengunjungiku. Aku seperti tersesat pada sebuah sukacita. Di sebuah ruang waktu  yang semua  tiba-tiba menjadi cahaya yang mengirim kegembiraan.

Dengan hati-hati kita pahat  setiap inci kenangan meskipun bukan di atas musim semi, bukan pula dimasa keemasan dunia. Namun karena cinta semua menjadi serupa surga dengan aroma bunga rasa.  Cinta dengan kelembutannya perlahan mengundang jiwa kita masuk ke dalamnya.Seperti tanganmu yang tak pernah lepas dari bahuku. Merangkulku dengan mesra sepanjang perjalanan ini.

Kita duduk di tepi pantai ini. Melebur dengan beribu pasang muda-mudi yang saling bercakap dengan hati, dengan kesibukkannya masing-masing. Atau ada juga yang datang ke sini sekedar melepas penat setelah sepekan mereka menguras pikiran dan tenaga. Seperti malam minggu sebelum dan sebelum ini, meski pun tanpa kita tempat ini senantiasa ramai kerena  tempat ini merupakan salah satu tempat yang menarik di negeri  Formosa sekali pun sering kali terlupakan setelah banyak cafe dan mall yang lebih menjanjikan berdiri megah menghias tiap sudut kota.

Kubaca ketegangganmu, meski sudah dua jam kita bersama.  Kau masih tak terlalu berani menantapku, meskipun sejak tadi tanganmu selalu  hangat menggenggam tanganku. Tiba-tiba seekor tikus yang gemuk keluar dari  cela-celah batu. Namun aku tak takut. "Wah, kamu ngga geli ya sama tikus?" tanyamu saat kau lihat aku tiba-tiba  berdiri, mendekatkan kakiku ke tubuh tikus. Tikus  itu kaget dan  langsung masuk lagi  bersembunyi  di antara batu-batu kecil di tepi pantai itu.

"Ngga, aku ngga merasa takut  kecuali ia (tikus)  berlutut dan memohon aku menjadi pacarnya ..." candaku . Berharap keteganganmu bisa sedikit berkurang.

Tawa kita pecah menembus senja.

Aku pun membalikkan badanku, dengan posisi kita yang saling berhadapan. Aku lingkar tangaku ke lehermu. Sehingga kita tak lagi berjarak. Kau pun mendekapku. Melingkar tangamu ke pinggangku. Aku merasakan kasih sayangmu menjalar ke seluruh tubuhku. Ada damai  yang seakan-akan bersayap yang mampu membawaku ke ruang cinta yang ajaib.

Kau sentuh wajahku, kau kecup perlahan keningku. Pada senyummu kudapat kekuatan, serupa menara yang sanggup menahan badai.

"Kutulis cinta di keningmu, supaya setiap orang yang melihat wajahmu pun tahu...kau hidup dengan  hati yang penuh cinta."  bisikmu.

Aku tersenyum. Cekatan kutempelkan bibirku ke bibirmu. kukecup mesra.  Dengan tindakan kunyatakan kebahagianku. Karena aku  kehilangan kata-kata  entah mesti mengucapkan apa tuk menjawab kalimatmu. Sebaris kalimat yang terlontar dari bibirmu, oh begitu lembut dan manis.aku rebahkan kepalaku di dadamu. Malam ini ingin kunikmati setiap detik menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku.

Lalu kita larut dalam pikiran masing-masing. kebisuan yang melahirkan keheningan yang mengurai seribu makna. Bulan di atas sana, lampu-lampu perahu nelayan, suara ombak menyempurnakan keindahan di hati ini yang diselinggi kelakar dan kecupan diantara waktu yang melaju,  sehinga sejenak membuat  kita lupa di dunia ini bukan hanya kita yang bernafas dan di luar sana  banyak jiwa yang bersanggama dengan  airmata dan kepedihan. Di menit-menit kebersamaan ini kita seakan tergesa-gesa  karena waktu berpacu seribu kali lebih cepat dari biasanya.  Jiwa serasa berada di sebuah ruang  yang tak lagi butuh apa-apa selain anggur cinta. Menuai segala kebahagian, mengantongi ke kantong hati seraya berharap cahaya bulan dan bintang-bintang tak meninggalkan satu pun huruf kisah , ia dengan teliti memahat setiap jejak kita yang tertinggal di pantai ini. Karena esok saat mentari datang, burung besi akan kembali membawa ragamu menjauh dariku. kembali kita akan terkurung di ruang rindu, memintal doa berharap kembali ada pertemuan yang diberkatiNya seperti malam  ini.

MAKNA SEBUAH PERTEMUAN

Ingin kumasuki lagi lebih dalam dunia sunyimu...

supaya aku lebih paham apa yang kau butuhkan. karena kutahu bukan lagi materi yg kau cari karena kau telah memilikinya. namun itulah yang tak kumiliki sejak aku terlahir ke dunia. Sehingga aku berontak dari rumah. Aku berpikir bahwa kemiskinan bisa kutukar dengan kesuksesan asal aku berani mendobraknya dengan usaha.

Namun siapa yang mau mempercayaiku. Usiaku masih belia. Pemikiran negatif lebih sering tersirat di kepala mereka atas apapun yang aku lakukan. Sehingga aku menjadi orang yang tidak mendapat kepercayaan dari orang yang seharusnya mendukungku. Aku berjalan sendiri di atas liku-liku hidup. Dengan arah yang aku sendiri tak yakin.Berharap di ujung sana, ada kesempatan yang dipercayakan untukku.Ada perubahaan yang mengirim kedamaian laut dan kehangatan langit.

Hingga aku akhirnya bertemu denganmu. Memasuki ruang hatimu. Perlahan aku mengerti.

Yang kau butuh hanya sepasang sayap kasih sayang, karena sejak kau kecil sayapmu patah. Hatimu retak oleh keegoisan orang tuamu.

Kau mengajakku pulang. Rumah yang dulu kuanggap sebagai sebuah persinggahan bukan lagi tempat yang memberiku keteduhan ternyata tak separah yang aku pikirkan. Mereka di dalamnya selalu merindukan kepulanganku.

Di rumahku, kemudian kau temukan yang dulu tak pernah kau miliki. Kasih sayang yang utuh. Namun sebelumnya aku justru tidak terlalu menghiraukannya. Padamu aku belajar menghargai apapun yang ada di hidupku.

Baru aku mengerti, setiap manusia lahir ke dunia dengan persoalannya masing-masing supaya dari kesulitan orang lain kita justru bisa memaknai rahasia kehidupan.

Dan DIA selalu punya cara mempertemukan hati yang terluka ke sebuah ruang, tuk saling bergenggaman tangan mengalir kekuatan menghadapi kehidupan ini.

RETAKLAH KACAKACA

 tercatat di halaman akhir
apa yang telah tertuliskan
tak bisa dihapus begitu saja

meski cinta dan air mata
telah menggenapkan sunyi
di sampul belakang kitab mati

lalu siapa yang peduli
pada beban yang sepadan

siapa pula meniupkan tuhan
membiusku dengan bebunyian
dendang dan nyanyian

engkaukah itu sayang
rumah yang pintunya terbuka
bagi kutuk dan pujipuja

digoda sekian bayangbayang
termangu aku di beranda
menanti yang netes pertama

dari mata

Lukisan Pagi I

Ilalang sesayup sunyi
belalang bisu bernyanyi
pada kesejukan merajuk diri
doa-doa fajar pun menepi

Mentari menyantap malam menjadi pagi
menepis duri-duri elegi
kusumaku semerbak wangi
penghapus nestapa di lingkar pelangi

Sihir jiwa melayang pergi
bertamasya ke puncak tertinggi
dimana sepi bisa berarti
dimana janji bisa ditepati

Wahai... legenda anak-anak peri
berselendang kelindan menari
hiburlah diri di ufuk sepi
biar berembun tak lagi berapi

AKU BICARA PADAMU

Aku bicara padamu
(Entah apa yang kau pikirkan tentangku dalam bisumu, menatapku tanpa ekspresi tak tergoda dengan gairah malam yang menggigit cerita...)
Gamang hati sunyi entah kemana pergi...

Aku bicara padamu
( Entah apa yang kau pikirkan tentangku , dalam matamu kulihat telaga es yang dingin, membuatku menggigil. Dimana kehangatan yang pernah meruntuhkan hatiku ?)
Senyap...kudengar rintihan hatiku sendiri dibawa terbang angin malam menuju megamega sunyi yang menutup rembulan.

Aku bicara padamu
tentang impianku
hidupku
yang tak hidup
(Entah apa yang kau pikirkan tentangku. Helaan napas yang menyesakkan dadaku terhembus memporakporandakan keinginanku untuk memperoleh perhatianmu yang kosong...)
Sunyi tetap sunyi pada janji...
Aku kehilanganmu...

Aku bicara padamu
seperti kemarin kemarin tak goyah hati
( Kesepian mendera berulang. Kukikis kecemasan di ujung malam sendiri, meski bayangmu di sampingku. Diam ! )
Aku kehilanganmu
Seperti kemarin kemarin kau kehilangan keperkasaanmu.
Menjadi karang atas gelombangku.

Aku bicara padamu
(Kau anggap aku tak ada. Sunyi....wajah wajah ayu merindu rengkuhan jiwamu yang terbagi, tak untukku...Malam menggigit rembulan yang kesepian. Gerhana ...)
Tak tersentuh jiwamu
Tak tergerak hatimu
Atas cinta yang kuukir di bibir malam
mencecap impian yang kulukis semusim.

Aku bicara padamu
(Kau abaikan apa yang kueja di renta hati....)
Pupus sudah segala impian di musim semipun langit tak memancarkan matahari...
Dingin...
Bibir bibir biru kelu.
Aku kehilanganmu.

Jumat, 24 Juni 2011

_ kamu __

CariLah . .
seorang pria yang mendengarkanmu disaat tak ada yang peduli dengan keluh kesahmu . .
Yang menelepon kembali ketika kamu menutup telepon . .
Yang mau tidur bersamamu hanya untuk menenangkanmu dari rasa cemas dan takut
Atau mau tetap terbangun untuk melihatmu tidur . .

Tunggulah . .
seorang pria yang mencium keningmu saat kamu berharap dia mencium bibirmu . .
Yang mau memamerkan dirimu pada dunia ketika kamu tampak begitu dekil . .
Yang menggenggam tanganmu di depan teman2nya.  . .
 Yang menganggap kamu tetap cantik tanpa riasan make up. .
 Seseorang yg selalu mengingatkan kamu, betapa besar kepeduliannya padamu
& betapa beruntungnya dia memilikimu . .

Sang Pemimpi


sambut hari baru di depanmu
sambung mimpi siap tuk melangkah
raih tanganku jika kau ragu
bila terjatuh ku kan menjaga

kita telah berjanji bersama
taklukan dunia ini
menghadapi segala tantangan
bersama mengejar mimpi-mimpi

berteriaklah hai sang pemimpi
kita tak kan berhenti di sini

kita telah berjanji bersama
taklukan dunia ini
menghadapi segala tantangan
bersama mengejar mimpi-mimpi

bersyukurlah pada yang maha kuasa
hargailah orang-orang yang menyayangimu
yang selalu ada setia di sisimu
siapapun jangan kau pernah sakiti
dalam pencarian jati dirimu
dan semua yang kau impikan
tegarlah sang pemimpi

LEWAT TENGAH MALAM


Tengah malam, perutku berbunyi. Di kulkas hanya ada telur, mie instan, tahu, juga jamur yang sebulan lalu tumbuh di dadaku. Aku hendak menjerang semuanya dalam panci, tapi air mata telah habis terkuras.

Bulan rebah di atas meja makan, katanya, jenuh sendirian di langit tapi tidak ada yang lebih membosankan dari menghitung detak jam dinding saat malam kian renta, terkantukkantuk menyimak musik jazz yang mengalun malas

(dalam mimpi, kau menghidangkan sepotong hati. Besok kita mentertawakan takdir bersama)

Sepagi Ini...

Sepagi ini mengingatmu
Di antara partikel embun
Pada kelopak bunga
Di ujung lembaran daun
Bening sejuk kaubawa

Sepagi ini menyapamu
Lewat air muka yang lama tak kutemu
Dalam garis senyum tergambar di bibir
Kaulepaskan mengalir
Di desir dadaku kautanamkan kelu

Sepagi ini inginkan hadirmu
Bersandar nyaman di bahu
Membaca koran pagi
Di antara teh hangat, secangkir kopi
Atau jalan-jalan di taman

Sepagi ini
Kauterbitkan rindu hati

Kamis, 23 Juni 2011

Tulisan Arab yang Sering Dipakai Sehari-hari


Bismillahhirrahmanirrahim:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh:

‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh:

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Amien ya rabbal ‘alamin:

آمِيّنْ… آمِيّنْ يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ

Takbir:

اَللّهُ اَكْبَرُ

Takbir lebaran:

اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ

Alhamdulillahirabbil ‘alamin:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ucapan Idul Fitri:

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un:
 
نَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ


Surat untuk Kekasihku yang pergi

         Jika cinta dibawa mati oleh Romeo & Juliet, lalu apakah yang tumbuh menjalar di hatiku? Kadang terasa terhunus Damascus, membelahnya menjadi kepingan seperti kaca yang tak berdaya. Tapi kadang ranum dan mewangi, siap disantap untuk pemilik mata yang berbinar. Oh, aku terkapar di antara bintang yang berserakan, menggilai kecantikan matahari karena cahayanya, sedang bulan terlalu pucat untuk dikagumi. Jangan biarkan aku mati bersama anak cinta ini.
Salam gundah dari pengelana hati.

Kata Mereka, Tapi Bagiku ...

Kata mereka, cinta tak harus sempurna,
Tapi bagiku,cinta mestilah sempurna...
Sempurna menyerahkan hati untuk yang dicinta...

Kata mereka, cinta tak harus memiliki,
Tapi bagiku, cinta haruslah memiliki...
Memiliki kesadaran untuk saling memberi, untuk saling memahami,
Untuk saling meghargai

Kata mereka, cinta itu sulit
Tapi bagiku, cinta tidaklah sulit
: karena cinta itu adalah kamu

Romansa: Saat Kamu Menangis

Kamu: Mengapa terkadang kita membutuhkan seseorang yang lain, ketika kita bersedih? Tidak bisakah kita memaknai kesedihan itu di dalam kesendirian kita. Hanya sendiri?

Saya: Mungkin karena seseorang itu hanya memiliki sebidang dada yang tidak mungkin dapat direbahkannya tangisnya. Sehingga, seseorang itu membutuhkan dada seseorang yang lain untuk membagi tangisnya dan untuk berbaring sejenak.

Kamu: . . .

Saya: Ehem, dan saya pikir, barangkali, dada saya cukup lapang untukmu menyimpan tangis, sebelum akhirnya kamu akan mencintai wanita yang lain di luar sana. Barangkali.

Kamu: Cinta..

Saya: Jangan terlalu mendramatisasi sesuatu, Cinta, nanti saya akan membantu kamu mencari Cinta yang mampu mencintai kamu. Bukankah itu gunanya sahabat?

Rabu, 22 Juni 2011

Sayap-sayap surga ( Kulepas Kau dari hatiku bag.15 )

Kulihat lagi makam itu
Bertaburan bunga sendu
Sungguh pilu merasuk relung hatiku
Dan terjawab sudah keraguan di dalam kalbu

Intan bersusun tiga
Itulah milikmu Tia sayang
Ambillah untukmu sekarang
Agar tidurmu sungguh lapang

Unyumu akan selalu kami simpan
Di setiap detakan irama percendolan
Tak akan ku buang walau secuil tetesan
Tunggu aku berkunjung di peraduanmu, Tia ku sayang.

Selasa, 21 Juni 2011

KULEPAS KAU SETELAH HUJAN...

Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku.
Hari pertama sejak aku memutuskan untuk membuang semua mimpi-mimpi yang entah ke tempat sampah tadi malam. Ternyata tidak ada yang berubah. Padahal dulu aku selalu berpikir, tanpanya, duniaku akan berubah abu-abu, itu sebabnya rasa takut menghantuiku. Tanpanya, bumi seketika bergoncang lalu badai maha dasyat melanda dan menenggelamkanku ke dasar sunyi yang paling maut. Kegelapan mengekal lalu bulan pecah dan gemintang berguguran satu per satu dari rantingnya. Itu sebabnya aku terus berkutat dengan sajak-sajak rindu yang semu. Aku takut tersedak air mataku sendiri.

Nyatanya, pagi ini, mentari masih menyapaku dengan ramah, menyapu sisasisa embun di pucuk dedaunan. Aku masih menyimak deru mesin yang terburu-buru di jalanan ditimpali omelan para ibu karena harga sembako yang tak jua bermurah hati. Dan aku masih harus berjibaku dengan 2 detik terakhirku yang paling berharga agar tidak terlambat masuk kantor, masih mengerjakan tugas-tugas yang membosankan lalu melakukan rutinitas lainnya yang percayalah sangat tidak penting. Ternyata semua masih sama seperti kemarin, tidak ada yang berubah.

Benar kata bidadari penenun air mata, tak seharusnya aku terjebak dalam penantian yang entah. Karena dia memang jelmaan dari entah yang tentu saja melahirkan mimpimimpi yang entah. Benar ujarnya, buat apa membuang waktu percuma, berdiri di stasiun sambil menggenggam setia karena jadwal keberangkatan itu memang tidak pernah ada. “Anggap saja sepakat yang pernah terjalin hanya sekedar basa-basi, mungkin saat itu kalian kehabisan bahan perbincangan sementara sunyi bosan menjadi sajian pertemuan kesekian yang entah.”

Sempat aku menyalahkan cupid tersebab salah melesakkan anak panah ke jantungku saat sosoknya muncul di ambang pintu. Saat itu aku berpikir, dia, pangeran yang akan menyelamatkanku dari menara sunyi setelah sebelumnya menghajar seekor monster dengan perkasa. Aku terus mengabaikan logika padahal telah berkali-kali cupid meminta maaf dan mengakui kelalaiannya. Lalu ketika camar mengabarkan duka dari seberang pulau, aku menangis sejadi-jadinya, menangisi sesuatu yang memang entah sejak semula. Kau tahu bagaimana rasanya ketika ribuan kembang api pecah di kepalamu, lalu bongkahan-bongkahan es di kutub selatan retak, menggelongsor, kemudian menghimpit dadamu hingga remuk.

Tanyaku tak pernah menemu jawabnya. Mengapa takdir sangat tidak adil padaku? Bukankah lima tahun itu bukan waktu yang sebentar? Mengapa aku malah disuruh menghitung airmataku sendiri? Aku mengutuk nyata yang berlalu begitu saja setelah merenggut mimpimimpiku tanpa iba. Kelak luka ini membias dalam matanya yang saga.

Tapi pada akhirnya aku menyerah karena apapun yang kulakukan takkan mengubah keadaan. Aku belajar menikmati deru, mengeja kata rela berkali-kali sambil menyimak desah napas yang tinggal satu-satu. Menyerah bukan berarti lemah, ujar bidadari penenun air mata. Terkadang menyerah berarti kuat untuk melangkah dan memulai hidup yang baru.

Luka itu kini kusimpan apik dalam buku harianku, lengkap dengan sebilah pisau yang pernah dia hujam, noda darah yang menghitam, juga air mata yang berkarat. Bukan maksudku mengenang apalagi mendeklamasikan luka itu kembali. Cuma sekedar penanda kalau aku pernah bertemu dengan pengembara sesat yang salah alamat. Pengingat untuk berhati-hati ketika jendela kamarku kembali diketuk, dan bila kelak itu tiba, aku harus meyakinkan diri kalau yang kujamu pangeran yang sesungguhnya, bukan pengembara yang linglung jalan pulang. Tersebab aku tidak ingin meringis sambil menyimak rerintik yang pecah di kaca jendelaku yang buram. Ah, benar kata mereka, aku tidak akan pernah menghargai pertemuan bila tidak pernah merasakan pedihnya berpisah, dan aku tidak pernah merasa memiliki bila tidak pernah kehilangan.

Hari ini hampir lalu, dan ternyata aku baik-baik saja. masih berkutat dengan pekerjaan yang membosankan, menyaksikan televisi yang tak henti bercerita tentang air mata, lalu menggores langit malam dengan selarik sajak pengantar tidur. Aku juga telah menyusun rencana, mulai besok, aku belajar merajut mimpi lagi, dan kali ini yang pasti.

Entah akan selalu menjadi entah dan tentu saja melahirkan angan yang entah dan aku tak mau menjadi entah.

Hujan Sebelum Juni Berakhir

awanawan itu bawa serta hujan singgah di beranda
berderai, ceritakan tentang adanya di setiap tetesan
seperti musim basah yang pulang, sebagaimana
: seorang Hawa tumpahkan isak di dada Adam

serupa rindu yang kesal lalu menggerutu
sambil mengingat gerak tarian hujan yang sempat lupa
mejameja telah basah oleh genangan kisah
sepi tibatiba pecah di binar mata yang resah
terserak ke segala arah hingga di sudut kota

pada petang, hujan masih sempat bergumam
tak pernah tahu sampai kapan meski katupan jemari
telah rapat di dada yang gigil

Kurangkai tentang mu

Awan.

Warna putihmu menggebu
mengajak ku ingin mengenalmu
di saat rindu hinggap menerpaku
ingin rasanya kuterbang keputihmu
menghirup bebasmu, tanpa perlu mengadu.

Pelangi.

Indahmu sungguh membahana
ingin kecerita pada dunia
saat kelam datang menyapa
selalu memberi ku hadiahkan cinta
kau menghibur ku dengan tatapan senja

Hujan.

Butiran lembut turun menurut
tak ada bantahan menyulut
hanya ikhlas yang kau pungut
demi satu tujuan tersebut
dalam perintah-Nya yang lembut

Bintang.

Engkau pun tak kalah dengan awan
atau pelangi yang punya warna kenangan
kau tetap berkelip jadi penerang
kau tetap pelita saat kegelapan datang

**

Dan ceritamu awan, pelangi, hujan dan bintang
selalu meninggikan imaji untuk tersenyum tenang
tanpa tersentak masalah yang lalu-lalang
tanpa memikirkan peluh mengenang
kalian selalu hadiahkan senyum terang

Kerinduan

Senja berganti malam
Bayangan-bayangan malaikat bersatu menyelimuti bumi
Sang peri mimpipun menaburkan harapan-harapan kecilnya kepada para pecinta yang terlelap
Tapi tidak denganku
Mataku tak berkelopak dan malam menjadi surga di atas rasaku


Bayangan-bayangan itu tak berkutik
Aku tak percaya
Kebekuan malam membuat imajinasiku tak bisa diam dan duduk manis
Imajinasiku menari-nari mengitari gemericik hujan yang menembus jiwa bumi
Ku tak berharap pelangikan warnai malamku setelahnya
Aku hanya ingin secawan rindu yang pernah kau suguhkan tuk lepaskan dahagaku tentangmu


Sulit terjamah logika
Menebal dan berbuku-buku
Jiwaku meronta sekejap
Rasa itu membelenggu tanpa ragu
Aku ingin pulang ke peraduan malam
Kembali ke balik kelambu mimpi putih
Membingkai penantian panjang
Merebahkan tubuh berselimutkan kegalauan

Akankah aku dirindukan?

Penghuni Jalan

Jika keheningan ini takkan terhentiBadai itu pasti datang dan merebut cinta serta sepi yang mendekap tubuhku ini

Andaikan ku mampu terbang tinggi ke awan
Aku pasti akan mengingat lagi semua
Karena kelembutan yang tercipta di jalan
Tak lebih dari dusta dalam senyum manja

Ku pernah menutup semua perjalanan
Menjadi sebuah tantangan hidup
Tapi setelah waktu bergulir
Aku kembali lagi menghuni jalan

Aku tak lagi dihiraukan
Yang ada mereka kian membenciku
Mengasingkanku diantara debu
Dan puing-puing yang berserakan

Aku jalani saja yang ada
Dan aku tak perduli lagi
Aku hanya ingin menjadi aku
Walau aku selalu bimbang

Pantaskah aku hidup?

Aku juga manusia
Khilaf
Dusta
Hina
Iri
Dengki
Dan aku juga berprasaan!
Aku ingin dianggap ada

Maafkan aku jika aku hanya bisa jadi aku
Sungguh

Kucing!

Hei!
Jangan panggil aku manis, aku malu
Jangan coba sentuh aku, aku takut
Karena aku betina, tidakkah kau mengusirku nanti?
Ku tidak  akan mencakarmu bila kau mendekat
Singkirkan senjatamu Tuan
Karena amis hijau itu sungguh menggiurkanku
Biarkan aku mengikuti baunya sebentar
Dari sela-sela kantung gendutmu
Sebelum aku mencurinya saat kau lengah

Aku memang kucing!
Belailah aku dari ujung kepala sampai ujung ekor
agar aku merasakan telapak tanganmu yang besar
Biarkan aku merapatkan tubuhku ke tubuhmu
Menjilati bagian tubuhmu sampai kau geli
Bagian tubuh mana yang mau ku jilat?
Ayo bermain-main denganku
Agar kau mengaduh sampai gaduh
Teruslah berisik sambil menggelitik
Hingga buluku berdiri, teruslah begitu
Dan akupun bisa mengeong puas karenanya

Ya!
Aku Kucing!
Salahkah jika ku ingin disuapi makanan mewahmu?
Mungkin aku bisa mendengarkan lagu klasik
Dengan seteguk anggur putih diatas pangkuanmu
Dan kau bisa menjadikanku ratu sebelum menghamiliku
Membuang aku diantara dan dijadikan sampah
Mencintai menjamah membenci merawat sesudahnya

Ah!
Aku tahu aku Kucing!
Aku berhak tidur disampingmu malam ini
Dan berdampingan dengan yang lain esoknya
Karena aku memang Kucing
Jika anak-anakku menjadi Kucing
Mereka bisa berjuang selayaknya Kucing
Sama seperti aku

Ya!
Sebut saja aku Kucing!

Lentera Kertas

jika kau melihat laut biru terlelap
lihatlah sisi lain dari riaknya
maka kau akan menemukan hamparan bunga yang menari tak henti
dan tariklah napasmu dalam-dalam
sebelum kau terkejut melihat bintang mati
terganti dengan berjuta-juta lentera kertas
merubah warna duka langit menjadi gegap gempita

karena kau masih sesampan denganku
tetaplah melihat warna-warni mereka dari bola mataku
berbayang bersama tersiratnya kecintaanku padamu
maka kau akan mengerti sentuhan dari rambutku
jatuh terurai di atas bahumu yang kokoh

biarkan bunglon berubah mewarnai diri sesuka hati
karena malu melihat kita menerbangkannya
walau tak terucap "aku mencintaimu untuk selamanya"
tapi aku mendengar bisiknya dari lentera-lentera kertas yang tak bisa diam
mengalun mengikuti bayu yang berhembus mesra
mengelilingi perahu-perahu yang merapatkan tubuh
dan bebas beranjak menjejak-jejak

mimpi pertamaku telah terwujud
selanjutnya, kau adalah perhentian terakhir mimpiku


Pertemuan

Sepertinya, memang tidak banyak yang dapat kita artikan dari pertemuan tempo lalu.

Pertemuan, yang entah kenapa, sampai sekarang pun kuyakin, kau masih mengingat setiap detail yang terjadi di antara kita.

Tarikan nafas kita. Hembusan nafas kita. Gerak-gerik tubuh kita. Tatapan kita, yang tampaknya masih menyimpan apa-apa yang dapat kita simpan.

Pertemuan, kapankah ia mampu mempertemukan kita berdua, lagi?

Rindu yang Kusimpan di Kantung Celana


Aku tak pandai bicara, apalagi dengan bahasa sepertimu. Mulutku seolah selalu kelaparan dan berusaha menelan kembali setiap tutur yang ingin kumuntahkan. Dan kelaparan itu bertambah tiga kali lipat saat aku berjumpa denganmu.

“Kau manis” katamu.

Aku hanya tersenyum. Padahal ingin sekali kuungkap betapa senangnya aku. Setahuku laki-laki akan senang bila pujiannya dihargai.

“Kau sudah membaca puisi yang kusertakan di suratku, kan? Kau suka?” tanyamu.

Aku mengangguk dan lagi-lagi hanya tersenyum. Andai kau tahu, sesekali aku ingin bisa menulis bait-bait indah sepertimu untuk mengungkap perasaan yang begitu tak kumengerti. Sebulan tak berjumpa denganmu, hanya cukup memberiku waktu menemukan satu kata saja. Rindu. Kata yang kemudian kutulis hati-hati di selembar kertas. Kusimpan di kantung celana yang paling alpa kubuka. Berharap rindu itu terlupa dan mungkin suatu hari tercuci tanpa sengaja.

Kenangan Tentangku

semalaman ini kau berkuda bersama waktu
ada sesuatu yang kau kejar
berusaha kau tusuk dengan jarum jam yang kau hunus itu


dan aku berharap saja kau bisa membunuhnya
dengan segera

Suatu hari

Pertemuan membingkai tirus wajahmu di bundar bola mataku. Menebalkan kembali sketsa yang lama tertangguh di sudut sepi sanubari. Bersama debar yang baru saja pulang dari pengasingan.

Dan satu per satu rintik hujan mengulum senyum kita, menjelmakannya dalam melodi gerimis -- yang ritmis.

Selusin Muffin Cherry

Musim cherry sering datang terlalu cepat. Ranum merahnya bergelayut tepat di rekah senyummu, beberapa tergesa menggelincir jatuh, seakan mengancamku untuk segera memanen sisanya seperti biasa – dengan bibirku.

Dan apa yang sanggup kulakukan dengan berlimpah cherry di musim ini, sayang? Selain diam-diam meramunya dalam adonan, bersama rinduku yang tak bisa diam. Menata mereka rapi dalam pinggan dan menangguhkannya dalam pemanggang.

Selusin muffin cherry tengah menunggumu sebagai hidangan penutup makan malam.

Senin, 20 Juni 2011

Angin tidak berbohong

“Angin sangat pintar berbohong. Dia pun pandai menghasyut, menghembuskan resah dan gelisah ke sudut-sudut perasaan. Akan ada kepuasan di atas segala gundah. Itulah angin.”

Saat ini angin memang sedang sangat banyak bicara, dan tak ada hal yang bisa kulakukan. Kuhabiskan waktu untuk sepenuhnya memperhatikan, hal-hal apa saja yang kaucakapkan dengan angin.

Angin berjalan mondar-mandir di depan bangku panjang stasiun, di hadapan kita, ke timur, balik kanan dan kemudian berbalik arah ke barat. Mengutarakan semua argumen-argumennya. “Jarak itu berbahaya” katanya “Jarak itu suka menyiksa, bahkan kadang-kadang suka membunuh”.

“Kami bisa mengatasinya, jangan khawatir” katamu.

Aku tak suka perdebatan kalian ini, sungguh. Aku tak ingin yakin pada apapun katamu, aku hanya ingin kau mendengarkan angin, tak peduli betapa pembohongnya dia. Aku yakin malam ini dia benar.

“Jarak itu suka menyiksa. Jarak itu berbahaya, kadang-kadang suka membunuh”

Angin tidak berbohong.

Pada Tubuh yang Kucumbu dengan Cemburu



Di setiap inchi permukaan kulit pesakmu yang sedang kujelajahi ini. Aku mengendus begitu banyak nafsu, entah nafsu pada apa, atau kepada siapa, atau mungkin sebenarnya bukan pada apa-apa atau kepada siapa-siapa. Mungkin hanya dugaanku saja.

Tapi ada begitu banyak jejak disitu, sayang. Di lembar terbuka atau di sudut-sudut keriput kulitmu yang tak lembut, ada sekeranjang kenang, selaksa kecupan, dan rindu-rindu yang pernah bermekaran.

Pun sedari tadi hidungku serasa tertusuk-tusuk aroma ingatanmu tentang gadis-gadis, yang manis, entah semanis gula, atau madu, atau permen cokelat yang tadi kau suapkan ke bibirku.

Sumpah! Ingin kucumbu alismu yang selebat ulat bulu. Lalu kupermainkan bola matamu yang tergantung di kelopaknya itu, setelah sedari tadi aku diperdaya olehnya. Aku, bayanganku telah diputar-putarnya disana, dibawanya ke kiri, ke kanan, timbul, tenggelam.

Dan kau tau, sayang? Aku, entah akan jadi korban cintamu yang keberapa. Aku rela, sungguh. Tapi bolehkah kutinggal jejak serupa kecup saja? Walau aku tak tahu tempat kubisa meninggalkannya.

Dimana?

Surat Biru

Sayang,
Sudah lewat beratus malam
Detik-detik bergulir mirip
tetes amarah dan gelisah yang entah
dingin menusuk
bukan panas atau membakar seperti seharusnya

Mungkin yang lebih membekukan adalah kerinduan
kenang yang datang bergelimang
menyapa di malam dan siang
pun muncul di beberapa senja
menggelayut manja

Sementara kesepian adalah sebaliknya
Mereka gemar meracau
mengetuk-ngetuk kepala sampai kacau
mengaduh
riuh
Tak habis sejuta gaduh

Kemudian malam dan aku semakin lelap
Dalam kebekuan
Dalam kegaduhan

Mengalamatkan Rindu

: sudah satu tahun satu minggu

Seandainya kuingat, sebaris lirik saja, dari ratusan lagu yang kau gubah untukku. Berpuluh malam lalu, mereka selalu mengejutkan, mengalun di telinga begitu saja tanpa pengawalan. Dan dentumnya segera saja, memicu jantungku seribu kali lebih cepat dari biasanya. Beruntung aku masih hidup sampai saat ini. Untuk mengingat-ingat, memikirkan dari pintu mana mereka dulu datang. Lewat jalan mana mereka pulang. Kalau mungkin bisa kutelusuri rumahnya. Ingin kutangkap senada saja. Untuk kusuntingkan di telinga. Seperti bunga tidur yang dulu sering tumbuh di kepala. Harum searoma nafasmu.

Suaramu dulu terngiang, sekarang hilang. Kadang baitbait puisimu lalu lalang, namun tak pernah ada yang menyambutnya bersulang. Pun wajahmu mulai redup di mataku. Diganti wajah baru yang berkelebat sepanjang waktu. Malam ini, sejenak aku mengenangmu. Hanya saja aku tak tahu, kemana sewajarnya aku harus mengalamatkan rindu.

Langit mengerti denganku

: langit yang mengerti, langit yang memahami

 Sabit bulan masih kupeluk di malam ke tiga ratus tujuh puluh enam. Pun kerlip bintang masih kusimpan sebagai kilau pemikat pengelana di malam-malam. Tak berbeda, tak ada jauh jeda, setelah hujan memaksaku meluruh, entah seberapa jauh. Aku masih bernaung padamu, menggenggam rindu yang tak beralasan.

Dan di pagi hari aku merona, bercermin padamu, mengekor waktu. Merah, jingga, kemudian biru. Kukirim sandi pada mentari. Lambungkan aku kembali ke dekap semestamu, serupa gumpalan suci, mimpi-mimpi kita yang seputih kapas. Aku dan kau --langit. Kita satu.

Tira-miss-you (a Relationship Should be Like a Dessert)


Sejumput uraian konsep dari Buku Mars and Venus on a Date by John Grey

Hampir semua orang berusia dewasa pernah menjalin hubungan istimewa dengan lawan jenis, atau secara sederhana disebut pacaran. Hubungan pacaran ini tentu berbeda dengan hubungan pernikahan, dimana (menurut opini saya) dalam hubungan pacaran, seseorang masih memiliki hak 80% kehidupannya sebagai dirinya sendiri dan 20% kehidupannya bersama pasangan (pacarnya). Berbeda dengan hubungan pernikahan, (lagi2 menurut saya) dimana berlaku sebaliknya. 80% kehidupan seseorang adalah kehidupan bersama pasangannya sedangkan 20% kehidupannya masih miliknya sendiri.

John Grey dalam buku Mars and Venus on a Date menerangkan konsep bahwa pacaran sebaiknya seperti hidangan penutup. Inti dari konsep ini (menurut saya lagi) adalah bahwa pacaran bukanlah “segalanya” dalam hidup. Dalam kehidupan, kita diharuskan untuk membagi diri kita dalam banyak konsentrasi atau urusan. Sebagai contoh, saya membagi kehidupan saya untuk beberapa konsentrasi yaitu :
  1. KeTuhanan
  2. Negara
  3. Keluarga
  4. Sahabat dan teman
  5. Study
  6. Karir
  7. Bisnis
  8. Cinta
  9. Hobi
  10. Pengembangan bakat dan keterampilan

Dari pengalaman saya, saat berstatus “single”, konsentrasi saya mungkin akan terfokus secara baik dan seimbang ke 9 hal selain cinta. Kemudian saat beralih ke status “in a relationship” terkadang terjadi perubahan besar dimana saya menjadi (sedikit/banyak) lebih mengabaikan hal-hal yang lain. Namanya juga sedang berbunga-bunga alias mabuk cinta (xDD). Mungkin sebagian dari pembaca juga pernah mengalami hal seperti saya. Ketidakadilan ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi, dan harus segera disikapi secara bijaksana.

Dalam hidup ini, kesembilan hal selain pacaran merupakan hidangan utama yang seharusnya kita santap. Sedangkan pacaran sebaiknya ditempatkan sebagai hidangan penutup. Jangan memandang sebelah mata hidangan penutup ini. Hidangan penutup, walau umumnya dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, namun para koki biasanya mempersiapkan dengan segenap jiwa raga, sepenuh hati, sekuat tenaga sampai berdarah-darah (lebay) agar dalam jumlah yang sedikit saja, hidangan penutup dapat memberikan kepuasan dan rasa lengkap bagi penikmatnya. Begitu juga pacaran. Setelah kita penat menyantap berbagai hidangan utama dalam hidup (terutama mungkin pekerjaan) yang begitu melelahkan, maka di akhir hari, di akhir pekan, atau di akhir bulan (tergantung bagaimana siklus waktu setiap orang), kita akan siap sepenuhnya untuk menikmati hidangan penutup yang manis dan segar.

Hal yang terpenting adalah jangan menjadikan pasangan kita sebagai hidangan utama, hal itu akan sangat melelahkan dan sebenarnya mustahil karena tidak ada seorang pun yang sanggup menjadi hidangan utama. Manjadikan pasangan sebagai hidangan utama adalah perbuatan yang sangat kejam, melanggar hak asasi manusia. Jangan tuntut pasangan untuk jadi pengisi seluruh hari kita, memaksanya untuk menemani kita saats kesepian, memaksanya untuk menyembuhkan kita setiap kali kita bete, dan lain sebagainya. Karena hal itu sangatlah melelahkan, membosankan, dan bisa jadi akan membuat mereka merasa terbebani.

Bagi konsentrasi secara adil pada 9 hal selain pacaran dan nikmati hidangan utama sebaik-baiknya. Jika merasa kesepian, lakukan hal yang menyenangkan, misalnya menjalankan hobi atau mengembangkan bakat, bergaul dengan teman-teman, berbagi dengan keluarga, bekerja, belajar, berdoa, dan lain sebagainya. Pacaran bukanlah seluruh kehidupan kita, jadilah 80% diri kita sendiri. Dan siapkan yang terbaik untuk 20% hidangan penutup berupa kebersamaan dengan pasangan secara total. Tabung kerinduan kita sampai batas maksimal, kemudian perhatikan kreativitas apa yang bisa muncul dari kerinduan kita itu. :D

Good Luck buat relationshipnya masing2 yah…

“Jodoh adalah orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri kita – John Grey”

NB.
Saya baru belajar menulis artikel, maaf bahasanya kacau. Feel free to remove tag ya. Thank u

Sedangkan

Mencintaimu mungkin mirip menghirup udara, aku akan mati bila tak kembali menghembuskannya. Pun kurasakan sekarang mereka semakin enggan mengunjungi dadaku lama-lama, walaupun aku sudah bersusah payah mengundang mereka sekuat tenaga. Aku lelah, aku benci terengah.

Kenanganmu lebih betah tinggal daripada udara, mereka suka berputar di kepala, mengunjungi jantungku dan sebagainya. Barangkali mereka akan tinggal beberapa tahun atau mungkin selamanya. Beramai-ramai menyusuri tubuhku bersama aliran darah. Kusengaja saja segala hal tentangmu itu semakin memenuhi aku.

Ada selang yang merasa lebih berhak mengisi darahku dengan hal yang begitu berbeda, hal yang menurutnya akan lebih sanggup menghidupiku --sok tahu.

Darahku semakin sesak saja, kemudian kenangan tentangmu mulai berlarian ke udara, kutangkap dengan puisi yang kueja terbata-bata.

Waktu sekarang suka mempermainkanku, memindahkan aku seenaknya, kemudian tiba-tiba aku terbangun dalam dimensinya yang lain. Sedangkan aku semakin sering kehilangan diriku, semakin sering kehilangan waktu. Semakin kehilangan kenangan tentangmu yang berusaha melarikan diri dari kepalaku.

Yang singkat semakin singkat. Apa aku telah bergerak sampai sedemikian dekat?

SEJENAK DI STASIUN

Semestinya kita tidak bertemu di stasiun yang senantiasa mencatat haru biru perpisahan, lambai tangan dan bola mata yang menggelinding. Derak roda, dan gerbong yang mengguncang itu telah mengaduk-aduk nalar. Pertandakah ini?


Jika memang harus kembali mengapa engkau sisakan potongan pelangi, semisal kereta senja yang pergi bersama malam kemudian beranjak lalu dalam bisu. Sementara aku menghitung jejak di atas kursi renta ruang tunggu, yang selalu disinggahi beberapa puing harap yang tak menentu, hanya menyisakan abu dan beberapa sampah bahkan ludah.

Sepertimu, aku tidak pernah harap pertemuan ini, apalagi mereka-reka ingatan lalu mencatatnya dalam sajaksajak sendu, minta dikenang, kelak ketika jenuh mencekik, atau saat sunyi menjadi teman paling abadi. Tapi stasiun telah mencatat deru di dadaku, di antara tangis bayi, dan teriak para pedagang asongan, juga keluh calon penumpang karena jadwal kereta diundur, berkali-kali.

Mungkin aku hanya menunggu giliran, menuju stasiun terakhir yang menjadi ujung ceritaku, namun lagilagi senyummu membiaskan tekadku. Meski aku harus beranjak dari diamku bersama asap yang mengabu.
...

Peluit berbunyi, takdir menyuruh kita beranjak. Sepasang mata pualam, segiris senyum, dan percakapanpercakapan monolog itu tidak akan muat dalam koperku. Aku pikir, ucapan selamat tinggal lebih dari cukup membuat mengerti, stasiun hanya persinggahan sebelum kita menemukan ujung perjalanan, masing-masing--dan itu bukan kau.

Mungkin serupa janji atau hanya keping memori yang berlalu bersama laju sang waktu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kolab sambil lalu dengan Furi di sela jam-jam sibuk. Masih saling membaca.

Minggu, 19 Juni 2011

Dalam diammu aku mengerti

Ketika kehadiranmu membantu mengenyahkan keterbatasan kata diantara kita.
Sesungguhnya dalam diammu aku mengerti.
Bahwa disana terdapat rasa.
Cinta.

Indah Pada Waktunya ( Part I )

“Semua indah pada waktunya”
Kalimat itu sering aku dengar akhir-akhir ini. Yahh..aku Cuma berfikir waktu itu entah sampai kapan akan datang. Waktu yang membuat aku mengerti akan maksud dan indahnya cinta dan waktu yang mampu menghapus semua kebencian ku akan cinta itu juga.

****
Cinta itu bulshiit, cinta itu hanya sebuah fatamorgana, dan cinta hanya kedok dari sebuah kemunafikkan. Persetan dengan mereka yang memandang aku sebagai seseorang yang angkuh untuk mengenal cinta. Cinta yang aku kenal hanya cinta seorang Ibu kepada Anaknya.
Kalau mereka bertanya, mengapa aku tak pernah membercayai lima huruf ”c i n t a” itu ?
Maka aku akan menjawab dengan lantang bahwa cinta itu lah yang dulu menyakitiku, membohongiku dan membuat hidupku dan ibuku penuh dengan makian dan cacian orang-orang disekelilingku.
Ibu ”sang malaikat” dalam hidupku berjuang sendiri membesarkan aku sejak aku mulai menghirup udara dan sejak tangisan ku mulai memecahkan kebisingan dunia yang penuh sesak dengan orang-orang bertopeng indah .

Ayah yang mencampakkan aku dan ibuku dalam keterasingan dunia hingga orang-orang memandang sebelah mata keberadaan kami. Dan seseorang yang aku fikir akan jauh lebih baik dari sosok sang ayah yang tak pernah aku kenal, ternyata sama saja. Jadi jangan pernah menyalahkan aku jika aku membenci CINTA itu.

Tapi aku bahagia dengan hidupku sekarang, hidup dengan menggunakan topeng cinta untuk membalas semua kepedihanku. Membuat mereka perlahan-lahan memberiku semua yang aku ingankan bahkan rela bersujud hanya untuk mengemis cinta kepadaku. Bahagia???hemm..sudahlah, aku juga tidak tahu bagaimana bentuk bahkan rasanya sebuah kebahagian itu yang sebenarnya. Yang aku tahu hanya kepuasan, kepuasan melihat mereka terjatuh, kesal, bahkan hancur setelah mereka mampu membuka topeng cintaku.

Aku menciptakan dunia baru dalam hidupku, dunia penuh dendam, ambisi dan kepalsuan. Karena dari kecil aku sudah terbentuk dari tiga perasaan itu. Aku memulai kisah ini dengan kebahagiaan yang aku cipatakan dari duniaku.

************
”Rel, loe udah putus sama Dika?” Merry salah seorang teman terdekat ku dikampus mulai menanyakan hubungan ku dengan salah seorang anak penyandang dana terbesar dikampusku.
”Udah” jawab ku enteng sambil memutar-mutarkan pena yang aku pegang dengan tanganku.
”Loe gila ya Rel, loe pacaran udah kayak ganti underwhere aja. Baru bentar udah putus lagi” dengan setengah melotot Merry kembali melanjutkan obrolannya.
Aku hanya membalas ucapannya dengan senyum dan menaikkan satu alisku. Dika adalah salah satu korban cintaku, tapi entah korban keberapa olehku. Aku tidak dengan rinci menghitung para lelaki yang telah aku bodohi dengan sikap manisku. Dengan bermodalkan fisikku yang menurutku sudah cukup untuk mendekati dan memanfaatkan mereka, dan aku menikmati itu.

”AUREL,,,,,,aku akan nunggu kamu disini sampai kamu mau kembali sama aku” terdengar oleh ku suara teriakan dari halaman kampus, semua anak-anak berlari melihat sumber suara itu, tapi aku masih duduk manis dikursi kelasku.
”Rel, itu Dika lagi berdiri ditengah-tengah lapangan basket. Loe gak kasihan, diluar kan lagi hujan..”Merry kembali mendekatiku setelah dia melihat asal suara tadi.
”Biarin aja lah Mer, lagian ntar capek dia juga berhenti sendiri. Loe juga kayak baru pertama kali lihat aksi mereka yang habis putus sama gue” masih dengan tersenyum simpul aku menjawab omongan Merry.
”Gue gak habis fikir ya lo bisa kayak gini, gue tau loe cantik, pintar. Tapi loe gak punya hati Rel. Gue bisa maklumin sifat matre loe, tapi kali ini gue udah capek sama sikap loe Rel. Loe udah benar-benar kelewatan.” setelah mengeluarkan semua amarahnya, Merry meninggalkan aku yang masih duduk tenang di kursiku.

Aku tidah pernah menyalahkan mereka yang berfikiran seperti itu terhadap ku, masa bodoh dengan pendapat mereka. Mengerti apa mereka tentang aku, hidupku dan masalahku. Yang mereka tahu hanya menyalahkan atas sikapku yang mereka nilai salah. Ini adalah hidupku, hanya aku yang berhak menentukan mana yang salah atau tidak.

********
Sudah dua hari Setelah kejadiaan hari itu, aku dan Merry masih belum saling menyapa. Selain Merry aku sudah tidak memiliki teman lagi, karena rata-rata semua perempuan Dikampusku sangat membenci aku, entah karena pacar mereka yang aku ambil atau mungkin karena rasa iri mereka, aku tidak tahu pasti. Aku juga tidak terlalu perduli dengan sikap mereka. Aku menuju ke kantin kampus sendirian, mereka menatap ku dengan tatapan yang tidak asing lagi olehku, entah itu mencemooh, atau tatapan sinis. Sekali lagi aku tidak memperdulikan itu, aku santai melewati mereka dan berhasil sampai dikantin kampus, banyak kursi kosong, dan aku memilih untuk duduk dipojok agar aku bisa bebas dari tatapan mereka dari pintu luar kantin.
Setengah asik menyantap bakso yang aku pesan tiba-tiba Merry mendekatiku, dengan tatapan marah dihempasnya buku yang dibawa nya ke atas meja kantin dekatku, semua mata kini tertuju kearah kami, aku tidak pernah sebelumnya melihat Merry semarah ini atas sikapku pada mantan-mantan pacarku.
”PUAS loe rel!!”dengan nada setengah membentak dan mata yang melotot Merry memulai pembicaraan kami dengan masih berdiri didepanku.
”Maksud loe apa sih mer, gue gak ngerti” ku hentikan niatku untuk memakan semangkok bakso yang telah tersedia dihadapanku.
”Loe masih belagak begok atau beneran begok hah!!loe lupa apa yang udah loe lakuin ke Dika? gara-gara loe Dika masuk rumah sakit, PUAS LOE!!!”
Aku melihat kemarahan dimata Merry saat mengatakan itu, aku masih tidak mengerti kenapa Merry sampai segitu membenciku atas sikap ku kepada Dika, padahal sebelumnya dia juga sudah melihat sikapku yang seperti ini kepada mantan-mantan pacarku yang sebelumnya. Aku melihat ada hal lain yang membuat Merry sampai semarah ini terhadapku.
”Kenapa jadi loe yang repot? Salah dia sendiri, siapa suruh hujan-hujanan” aku mencoba menjawab dengan enteng omongan dari Merry tadi.
Dengan wajah merah padam Merry pergi meninggalkan aku di kantin, ”Loe suka sama Dika kan?” sebelum Merry jauh meninggalkan tempatku, aku melanjutkan kalimatku tadi, sontak langkah Merry berhenti dan melihat kembali kearahku dengan tatapan yang entah lah aku tidak dapat menggambarkan tatapan marah bercampur kaget mendengar kalimat terakhirku tadi. Dan dia kembali melanjutklan langkahnya.

**********
Sesampai di kamar, kurebahkan tubuhku ke tempat ternyaman saat aku lelah menjalani hari-hariku, hanya tempat tidur yang mampu melepaskan semua penat dan lelah yang aku rasakan setelah melakukan rutinitasku. Aku pandangi langit-langit kamarku, ada sepasang cicak yang sedang memperhatikanku, mereka seolah-olah juga ikut  menceritakan aku. Kembali aku mencoba memikirkan segala sikap dan tingkahku selama ini. Mungkin Merry juga ada benar nya..batinku mulai membenarkan pemikiran orang-orang terhadap tingkah dan sikapku selama ini, tujuan hidupku mulai samar untuk aku yakini. Apa yang aku dapatkan dari sikap ini, kebahagian seperti apa yang ingin aku miliki dengan sikap ini, sampai kapan aku harus seperti ini?? Pertanyaan-pertanyaan senada itu menari di otakku dan mulai menggoyahkan keyakinan atas sikapku selama ini.
Aku mulai bosan menjalani hari-hari seperti ini dan kehidupanku yang memang sudah tidak sehat seperti dalam pemikiran-pemikiran mereka. Apa memang seperti ini yang aku inginkan? Ku paksa memejamkan mataku hanya untuk sekedar menenangkan diriku saat ini.

________________

Brakkkkkkkkkkkk
”Aduhh, maaf mas saya tadi gak lihat..benaran mas saya benar-benar gak sengaja..maaf mas..maaf banget ya mas..” aku menumpahkan jus yang telah aku beli di kantin tadi, akhir-akhir ini aku memang sering melamun setelah pertengkaran ku denga Merry tempo hari. Dan hasilnya seperti hari ini, segelas jus yang aku pegang dan awalnya hendak aku minum tertumpah di baju seorang cowok yang tidak sengaja bertabrakan denganku di koridor kampus.
”Makanya kalau jalan jangan sambil ngelamun..jadi kotorkan baju gue” sambil membersihkan bajunya dari sisa jus alpokat yang aku tumpahkan, cowok itu menjawab dengan sedikit ketus.
”Ya saya gak sengaja, lagian kan saya juga udah minta maaf dari tadi” aku mencoba membela diri.
”Gue gak mau tau, pokoknya loe harus gantiin baju gue yang udah loe tumpahin ini..!!”

”Hahhh...?????????” sedikit kaget bercampur kesal aku mendengar omongan cowok itu.
”Kenapa? gak punya uang loe?” dengan senyum mencibir cowok itu melihat kearahku
”Sialan ne cowok, haduhh, apes banget sih gue hari ini ketemu sama orang aneh kayak gini” batinku
”Hehh...!! budek loe?” cowok tadi kembali melanjutkan omongannya melihat aku malah melamun.
”Iya, ntar gue gantiin..!! kalau perlu sepuluh biji gue gantiin tuh baju loe!!”
”Ntar??? gak!! gue mau sekarang loe ganti baju gue!!
”Hehh..!! loe benar-benar nyebelin ya. Nih gue ganti baju loe!” emosiku rasa memuncak bertemu dengan cowok seperti ini, sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet.
”Cukup kan buat beli sepuluh untuk gantiin baju loe ini!!” dengan tersenyum sinis dan menyerahkan uang ketangan cowok itu aku beranjak meninggalkannya.
”Hehh, tunggu!!” suara cowok menyebalkan itu kembali lagi terdengar di telingaku, mau gak mau aku menghentikan langkahku.
”Kenapa lagi?” jawabku malas
”Ini uang loe, gue mau lo beliin baju buat gantiin baju gue ini. Bukannya uang loe, ngerti?” sambil menyerahkan uang yang aku berikan tadi cowok itu berlalu di hadapanku.
”Inget,  besok gue tagih hutang loe!” terdengar kembali suara cowok itu sambil terus berjalan meninggalkan aku di koridor ini.

Dan dari situlah awal aku mengenal sosok Rivo, sejak kejadian itu aku dan Rivo menjadi semakin akrab, ternyata dia bukan tipe orang yang menyebalkan seperti yang aku fikirkan di awal saat aku bertemu dengannya. Sosoknya sangat berbeda dengan banyak cowok yang sbelumnya sudah banyak aku temui selama ini, dan entah mengapa aku tidak pernah mampu melakukan segala hal yang dulu sering aku lakukan terhadap para laki-laki seperti mantan-mantan pacarku sebelumnya. Memang aku dan Rivo belum resmi jadian, tapi aku tau dari sikapnya terhadapku kalau dia juga menyimpan rasa seperti yang sedang aku rasakan.
”Seharusnya aku tidak boleh lemah seperti ini, kenapa aku tidak mampu melakukan hal-hal yang dulu aku lakukan untuk mempermainkan perasaan mereka, kenapa aku memakai hati untuk permainan yang aku ciptakan ini.” batinku mulai mempertanyakan hal-hal yang terjadi padaku saat ini.
Seiring berjalannya waktu dan kedekatanku dengan Rivo sudah pada batas jauh lebih dari hanya sekedar seorang teman, sepertinya aku mulai terperangkap dengan permainan yang aku  buat sendiri, aku tidak pernah sebelumnya merasakan hal ini, hemmm.. Pernah mungkin. Ya dulu, dengan seseorang yang juga mencampakkan aku sama halnya dengan ayah yang mencampakkan aku dan ibuku. Aku tidak boleh mengulangi kesalahan itu lagi, aku tidak boleh terperangkap oleh permainanku sendiri. Dan aku tidak akan perah lagi mengulangi kebodohanku dulu membiarkan cinta mengalahkan dan menghancurkan aku. Tapi sekuat apapun aku melawan kenapa rasa ini malah semakin menyiksaku.

*********
”Rel, aku mau ngomong satu hal serius sama kamu” Rivo mengenggam jari-jariku dan menatapku dengan dalam, jantungku selalu berdegub berkejar-kejaran dan angin malam terasa semakin dingin aku rasakan saat tatapan Rivo menatap kedalam mataku.
”Mau ngo-mong-apa-seh vo?” jawabku terdengar jelas sangat gugup
Rivo melepaskan gengaman tangannya dari jari-jariku, dia berjalan meninggalkan aku, masih dalam kebingungan dan sedikit rasa kesal atas sikapnya aku masih duduk di tempat yang tadi, sejenak aku melihat Rivo datang dan menghampiriku kembali dengan membawa toples yang tertutup kain hitam. Alisku mulai bertaut melihat sikapnya yang semakin aneh.
”Ini apa vo?” aku mulai penasaran dengan isi toples yang di bawa Rivo tadi.
”Kamu buka aja” dengan tersenyum Rivo meberikan aku toples itu
Aku mulai mumbuka kain penutup toples itu dan aku melihat beberapa kunang-kunang yang sangat indah berada dalam toples itu. Cahaya dari kunang-kunang adalah cahaya yang paling indah yang aku lihat malam ini.
”Rivo...ini cantik banget” dengan masih tak percaya aku berulang kali melihat kunang-kunang dalam toples itu.
Rivo tiba-tiba mengambil toples itu dan meletakkannya di sebelahnya dan Rivo kembali mengenggam tanganku lagi
”Aku sayang kamu rel, aku ingin menjadi cahaya indah buat hidup kamu, sama hal nya seperti cahaya kunang-kunang ini yang selalu membahagiakan kamu”
Aku terdiam mendengar kata-kata Rivo, batinku kembali mempermasalahkan tentang perasaan ini. Di satu sisi aku sangat menyayangi dan mencintai Rivo, tapi disisi lain persepsiku tentang cinta kembali menghempaskan dan memaksa aku untuk membuang jauh semua perasaan ini.
”Rel...kamu mau kan jadi pacar aku?” Rivo kembali melanjutkan kalimatnya dan kalimat itu  mengagetkan semua gejolak batinku saat ini.
”Tidak ada salahnya untuk mencoba mengikis semua persepsi burukku tentang cinta dan menggantinya dengan cerita indah bersama Rivo.”batinku
”Aurel” Rivo menyadarkan aku dari semua lamunanku
”Iya vo, aku mau” dengan tersenyum manis aku menjawab pertanyaan Rivo, dan malam ini menjadi malam terindah dan makna cinta terindah yang pernah aku rasakan.
****************
Sebulan sudah aku dan Rivo menjalani hari-hari indah kami, seiring berjalannya hubungan indah kami, aku tahu kalau saat ini rivo hanya tinggal berdua dengan ayahnya. Dan hari ini aku masak spesial untuk sebulan jadian kami. Dia telah perlahan-lahan mengubah persepsiku tentang cinta dan perlahan-lahan juga mengikis kebencianku terhadap kepalsuan cinta yang sebelumnya sering aku dapati dan aku lakukan. Dan aku fikir saat ini waktu yang indah itu telah datang padaku, memberiku semua makna indah dari cinta yang aku benci dulu..
”Sebentar lagi aku sampai dirumahnya Rivo dan memberi surprise ini” aku tersenyum sendiri mengenang pertama kali aku bertemu dengan Rivo.

”Kok seperti mobil Merry yang terparkir dihalaman rumah Rivo” fikirku, langsung aku menuju pintu rumah Rivo, beberapa kali aku mengetuk pintu rumahnya.
”Ehh,ada Aurel..masuk Rel, Rivo ada dikamarnya sama teman-temannya juga” om Sukmo mempersilahkan aku masuk dengan tersenyum manis, Om sukmo sangat ramah kepadaku, aku juga tidak tahu pasti dia juga sangat menyayangiku begitu juga aku. Entah kenapa, mungkin juga karena aku telah lama merindukan kasih sayang ayah jadi aku merasa sayang dan menganggap om Sukmo seperti ayahku sendiri. Langsung aku menuju kamar Rivo, ku buka pintu kamarnya pelan-pelan karena aku ingin menyelesaikan Surprise yang aku rancang hari ini. Kuhentikan langkahku sejenak mendengar suara-suara dari orang yang tak asing lagi olehku.
”Hahhahhaha....Gue gak nyangka loe mampu bikin Aurel benar-benar cinta sama loe” suara itu adalah suara Dika yang sedang tertawa lepas.
”Iya vo, ternyata apa yang susah payah kita rencanain berjalan dengan sukses ya berkat loe..” Merry juga ada disini
”Jadi kapan loe campakin dia vo? oppss, mutusin dia maksud gue. Hahahahahha” Dika kembali melanjutkan kalimatnya, sangat jelas kebahagian dari setiap kalimat mereka.
”Gue belum tahu, tapi gue ngerasa bersalah sama dia”
“Dia emang mesti dapat pelajaran vo, dia dulu juga sering ngelakuin itu sama cowok-cowok, tuh si Dika salah satunya. Hahhahhaa” Merry juga sangat terlihat bahagia dengan pembicaraan itu.
Jadi ini yang mereka rencanakan, Merry, Dika dan Rivo.. Jadi ini semua scenario ciptaan mereka untuk aku. Jantungku tak terasa berdetak lagi saat ini, air mata juga tak mampu keluar memikirkan semua sikap mereka, aku seakan tak mampu lagi untuk bernafas mendengar semua percakapan mereka tadi. Masakan yang sepenuh hati sengaja aku masak dari pagi untuk hari special bahkan terasa sangat special saat ini mendengar obrolan dari orang-orang yang sangat dekat denganku. Semua makanan itu terlepas begitu saja dari tanganku, tatapan mereka beradu dengan tatapanku saat ini. Aku tak sanggup berlama-lama disini, kulangkahkan kakiku sekuat tenaga untuk meninggalkan tempat itu. Aku lihat Rivo mengejarku. Tapi aku terus saja berlari, tak tau lagi kemana arahku untuk berlari, air mataku baru mampu keluar saat ini, aku sudah lelah untuk berlari..tapi langkahku tak juga mengizinkan aku untuk berhenti berlari, tak ada lagi yang mampu aku lihat jelas sehingga tak sedikitpun aku melihat mobil itu ada di arah yang berlawanan dari tempat aku berlari.
“Aurel……………..” terdengar samar olehku teriakan Rivo diseberang sana. Tubuhku terasa melayang bebas keudara, dan terhempas kembali. Sakit bahkan sangat sakit dengan ditambah rasa sakit yang aku rasakan tadi. Sejenak sebelum kesadaran ku benar-benar hilang sepenuhnya, aku melihat mereka mengelilingi aku bahkan juga ada Rivo, Dika dan Merry. Kenapa mereka mengelilingiku? padahal aku ingin berlari lagi, pergi sejauh-jauhnya dari mereka. Dan sedetik setelah itu kesadaranku sudah menghilang sepenuhnya.
Read previous post: