jika kau melihat laut biru terlelap
lihatlah sisi lain dari riaknya
maka kau akan menemukan hamparan bunga yang menari tak henti
dan tariklah napasmu dalam-dalam
sebelum kau terkejut melihat bintang mati
terganti dengan berjuta-juta lentera kertas
merubah warna duka langit menjadi gegap gempita
karena kau masih sesampan denganku
tetaplah melihat warna-warni mereka dari bola mataku
berbayang bersama tersiratnya kecintaanku padamu
maka kau akan mengerti sentuhan dari rambutku
jatuh terurai di atas bahumu yang kokoh
biarkan bunglon berubah mewarnai diri sesuka hati
karena malu melihat kita menerbangkannya
walau tak terucap "aku mencintaimu untuk selamanya"
tapi aku mendengar bisiknya dari lentera-lentera kertas yang tak bisa diam
mengalun mengikuti bayu yang berhembus mesra
mengelilingi perahu-perahu yang merapatkan tubuh
dan bebas beranjak menjejak-jejak
mimpi pertamaku telah terwujud
selanjutnya, kau adalah perhentian terakhir mimpiku

lihatlah sisi lain dari riaknya
maka kau akan menemukan hamparan bunga yang menari tak henti
dan tariklah napasmu dalam-dalam
sebelum kau terkejut melihat bintang mati
terganti dengan berjuta-juta lentera kertas
merubah warna duka langit menjadi gegap gempita
karena kau masih sesampan denganku
tetaplah melihat warna-warni mereka dari bola mataku
berbayang bersama tersiratnya kecintaanku padamu
maka kau akan mengerti sentuhan dari rambutku
jatuh terurai di atas bahumu yang kokoh
biarkan bunglon berubah mewarnai diri sesuka hati
karena malu melihat kita menerbangkannya
walau tak terucap "aku mencintaimu untuk selamanya"
tapi aku mendengar bisiknya dari lentera-lentera kertas yang tak bisa diam
mengalun mengikuti bayu yang berhembus mesra
mengelilingi perahu-perahu yang merapatkan tubuh
dan bebas beranjak menjejak-jejak
mimpi pertamaku telah terwujud
selanjutnya, kau adalah perhentian terakhir mimpiku

Tidak ada komentar:
Posting Komentar