Melankolia Rindu : Jeda Tak Bernyawa
Sayup kudengar hati berbisik, menelisik hening riuh rindu yang takkan pernah tertambat. Hingar bingar kota seperti acuh denganku, membiarkanku sendiri tergagap dalam kosong. Mungkin aku sedang berada dalam masa dimana lembar kisahku berisi sebuah jeda.
Sedetik setelah aku dan engkau telah sekata tuk akhiri kita, rongga yang engkau tinggalkan terukir goresan luka, terkenang sempurna tentang kemarin saat masih berbicara asma asmara.
Semoga kita masih bisa bersua, satu waktu yang entah di mana. Bukan untuk mengucap cinta atau mengukir kembali sebuah romansa jingga. Namun sekedar menaburkan rindu tak bernyawa.
Melankolia Rindu : Hingga Aku Sudah Tak Mampu Lagi Untuk Mencintaimu
di hatiku tertanam sebutir cinta atas namamusemacam tumbuhan candu yang sengaja kurawat
kusemai supaya bisa tumbuh di musim semi
meski terkadang hujan terlalu serakah
hingga musim semi datang terlambat
biarlah, bagiku tak mengapa
ketimbang tidak pernah sama sekali
diammu adalah buah rindu yang membuatku kelabakan
ketergantunganku akan detak jantungmu sudah menjadijadi
senyawanya sudah melekat di tiap sel darahku
mengalir ke segala penjuru urat nadiku
aku tak bisa melepaskannya
bayangbayangmu menguasai pikiranku
merefleksikan segala bentuk yang kulihat menjadi sosokmu
sampaisampai aku kerap salah menyebut orang lain dengan namamu
dan meski mereka bilang suatu saat cinta itu akan hilang
tapi aku takkan pernah lupa untuk mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar