Musim cherry sering datang terlalu cepat. Ranum merahnya bergelayut tepat di rekah senyummu, beberapa tergesa menggelincir jatuh, seakan mengancamku untuk segera memanen sisanya seperti biasa – dengan bibirku.
Dan apa yang sanggup kulakukan dengan berlimpah cherry di musim ini, sayang? Selain diam-diam meramunya dalam adonan, bersama rinduku yang tak bisa diam. Menata mereka rapi dalam pinggan dan menangguhkannya dalam pemanggang.
Selusin muffin cherry tengah menunggumu sebagai hidangan penutup makan malam.
ini puisi saya, tolong jangan mengopi paste tanpa menyertakan nama penulis dan link sumbernya.. :( puisi ini sudah saya pos di blog saya http://arydharmayanti.blogspot.com/2011/06/selusin-muffin-cherry.html
BalasHapus