sekali waktu ingin menjengukmu
mungkin hingga kopi secangkir disesap habis
atau sereda hujan yang berebut tempat di beranda kering
barangkali ada obrolan yang tersisa
belum lagi sempat terselesaikan
barangkali juga ada rima detak jantung
yang memang tak pernah genap diisyaratkan
pada bangku kosong kafe
ada lekuk punggungmu yang tertinggal
kerling matamu sesekali terbias di pekat kopi
semilir angin dari kisikisi jendela
bersuara bisikmu tentang hujan di luar yang masih deras
serupa mantera yang membuatku tetap tinggal
sebentar lagi
mungkin hingga kopi secangkir disesap habis
atau sereda hujan yang berebut tempat di beranda kering
barangkali ada obrolan yang tersisa
belum lagi sempat terselesaikan
barangkali juga ada rima detak jantung
yang memang tak pernah genap diisyaratkan
pada bangku kosong kafe
ada lekuk punggungmu yang tertinggal
kerling matamu sesekali terbias di pekat kopi
semilir angin dari kisikisi jendela
bersuara bisikmu tentang hujan di luar yang masih deras
serupa mantera yang membuatku tetap tinggal
sebentar lagi
apa mantranya?
BalasHapus