Malam yang setia akan menyampaikan pesanku
setengah terbata memintamu datang dalam sepiku
Kukais potongan-potongan kata yang tergeletak di sudut hatimu
Sedang kau belum menyadari aku telah lama bersemayam disana
Kurangkum semuanya menjadi sebuah sajak yang terlupakan
Dimana kau enggan untuk menoleh ke belakang
Maafkan aku yang buta dan membatu
Membiarkan semua sajakmu menjadi kepingan debu
walau aku memintamu merangkainya menjadi nyanyian untukku
Tak mampu ku eja semua makna yang kau susun dari tiap kata yang tercampak ku sengaja
Saat kalimat terakhir kau tuliskan, aku merasa kehilangan itu menampar kejam
Meskipun masih ada bait yang tersisa, ku tak tahu harus bicara apa
Mungkin jika luka tak menganga di balik senyum curiga
Kau memintaku dengan manis laksana cinta yang tak pernah habis
Rasakanlah sekejap saja, bahwa apa yang ada tak akan sirna
Percayalah sedetik saja, bahwa sepenggal kata bisa buatmu percaya
Meski namaku tertulis dalam nisan hatimu, akupun rela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar