Mengenai Saya

Foto saya
My Name : dr. Jopie Artha Alhitya Dane .Spa Kita hanya miliki waktu yang terbatas. Ketika cahaya masih bersinar di atas sebelum kau ditelan gelap Dan aku kembali terlelap Kau hanya semu katanya, tidak pernah nyata Tapi hanya dirimu yang begitu dekat denganku selain Tuhan dan Bundaku.

Senin, 22 Agustus 2011

TUHAN , BANTU AKU '


Bulan Ramadhan, seperti biasanya, entah mengapa pasien-pasien ke praktek rada sepi. Dr. Niken iseng-iseng membuka tombol Handphone nya, tujuannya tentu tak lain buat menghubungi Vina gadis semata wayangnya yang kuliah Kedokteran di salah satu Universitas Swasta Jakarta. ' Wah, ada inbox masuk nich !', sejak pagi tadi memang dia lupa membuka Hp karena kesibukannya sebagai dokter di Zaal Anak. Kebetulan bulan ini dia sedang mendapat tugas di Ruang Observasi dengan dua kasus Encephalitis dan satu kasus Kejang demam komplek, masuk juga dua kasus baru dengan DBD dan Gastro Enteritis Akut Dehidrasi Berat. Belum lagi mesti visite di Kelas II dan membuat Resume lima pasien yang pulang hari ini.
Dr.Niken segera membuka inbox yang masuk : ' Dr. NIken, pulang nanti tolong mampir sebentar ke Poli Umum ya, masih ada THR sedikit....salam. '. Inbox dari dr. Prasanto , seorang yang pernah mengisi hatinya dengan ' cinta platonik ', ketika dia masih bertugas di Poli Umum sebelum di mutasi ke Zaal Anak. Masih hangat dalam ingatannya, betapa wajah duka Pras melepas nya ketika itu. Tak ada pelukan, cuma pandangan yang 'cukup dimengerti' oleh mereka berdua saja. Poli Umum dan Zaal Anak memang masih satu Rumah Sakit, namun kesibukan pastilah akan jadi pemisah mereka.
' Maaf dr. Pras, saya baru membuka Hp sore ini. Besok dr.Pras weekend seperti biasa atau ada di Polli ?'
' Saya ada di Poli.....salam.'. kata 'Salam' ciri khas SMS Pras seringkali menggetarkan rasa dr.Niken , seakan gadis remaja yang baru mengenal cinta.
Mutasi dr.Niken ke Zaal Anak mungkin ada hikmahnya juga, sebab ternyata kesibukan bisa membuatnya 'melupakan' Pras, rasa yang rancu bagi wanita seumurnya , apalagi bagi Pras pria tampan hampir pensiun yang beristri dua itu. Cinlok, telah membuat mereka lupa akan statusnya, apalagi sejak 8 tahun belakangan ini, sejak mereka bersama-sama tugas di Poli Umum. Selama bulan Ramadhan ini Niken kian mendekatkan diri pada Allah dengan beribadah semaksimal mungkin, dia juga sengaja tak pernah lagi mampir ke Poli Umum guna menghindari Pras. Tapi SMS Pras kali ini mengharuskannya menemui Pras kembali. ' Tuhan, bantu aku menghadapi Pras, jangan sampai tergoda lagi hingga batal puasaku ya Allah', bisiknya dalam hati.
Semalam, sempat terlintas dalam pikiran dr.Niken , mereka-reka pakaian apa dan warna apa yang akan dikenakannya guna menghadap Pras hari ini, namun pikiran itu segera dibuangnya jauh-jauh, 'Aku mau bekerja, bukan mau kencan !'. Dikuatkan hatinya. Jam 08.00 Wib, usai absen di 'mesin cap jempol', dr. Niken melangkah pasti menuju Poli Umum. Begitu membuka pintu tampak dr. Yudha duduk di bekas tempat duduknya.
" Eh, met pagi dr. Niken, ada apa ?", tanyanya.
" Pagi....., nggak koq, aku ada perlu sama Boss ".
" Oh, dr. Pras ? ada tuch !", katanya sambil menunjuk ruang sebelah.
Dr. Niken mengambil tempat duduk tepat di depan dr. Yudha, sejenak mereka terlibat pembicaraan tentang isu-isu seputar Rumah Sakit dan IDI, maklum dr.Yudha juga menjabat sebagai Ketua IDI.
Selagi asyik mereka berbicara, dr.Niken mendengar langkah-langkah kaki yang dikenalnya.
" Eh, dr. Niken, met pagi...., udah lama ?", sapanya seperti biasa.
" Pagiiii, baru koq....", dr. Niken menoleh.
" Ntar ya, aku ambil....", dr. Pras segera berbalik.
Begitu dr. Pras menghilang, kebetulan ada pasien yang mau berobat ke dr. Yudha, dr. Nikenpun menyingkir dari kursinya pindah ke ruang sebelah. Tampak dr. Pras sedang menerima telp.dari Hpnya.
" Nich dr.Niken , THR nya....."
" Tq, ya..., tapi kenapa aku masih dapet , kan udah mutasi ? "
" Ya , kan mutasinya baru dua bulan ini, jadi masih ada jatah dong "
Diterimanya amplop itu dan sekilas ditatapnya dr.Pras, agak berantakan kali ini penampilannya.
" Udah dulu ya, ada urusan penting nich, aku tinggal ya....", dan dr.Pras pun berlalu dari hadapannya.
Sekilas hadir rasa kecewa di hati dr.Niken. Cuma begitu saja pertemuannya dengan dr.Pras, mana binar-binar rindu itu ?. Dr. Nikenpun pamit pada dr.Yudha , bergegas menuju Zaal Anak. Biarlah, ada hikmahnya ini semua. Ternyata Tuhan telah mengabulkan do'anya, melepaskan dirinya dari godaan dr.Pras pada pertengahan Ramadhan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar