Mengenai Saya

Foto saya
My Name : dr. Jopie Artha Alhitya Dane .Spa Kita hanya miliki waktu yang terbatas. Ketika cahaya masih bersinar di atas sebelum kau ditelan gelap Dan aku kembali terlelap Kau hanya semu katanya, tidak pernah nyata Tapi hanya dirimu yang begitu dekat denganku selain Tuhan dan Bundaku.

Minggu, 25 September 2011


Pada Sebuah Kenang

Tak ada yang lebih indah selain kenang, tak ada yang lebih menyakitkan selain kenang. Dan tak ada yang mampu memberikan makna lebih hidup selain kenang. Salam Hangat.

Pada Sebuah Kenang




Kukembalikan sepenggal kenangan yang pernah singgah di depan pintu rumahku. Entah, siapa punya. Weilah, rupanya angin muson yang menjadi pengantar atas apa yang bernama kenang. Bergerak membawakan kabar luka seorang dara. Dan, ketahuilah, ia tak henti mengetuk pintu mengucap salam. Sebuah kenang yang entah dari mana asal-muasalnya. Dan yang pasti, yang aku tahu, kenang ini telah menyeret seorang dara kehilangan masa lalunya.

Di sepertiga malam aku berdiam sunyi. Melukis wajah dara yang penuh linangan airmata. Entah, siapalah ia? Entah, kenangan yang ke berapa ia mengairmatakannya. Sungguh, akankah kenang itu telah bersepakat merampas senyumnya? Meniadakan segara sunggingan senyum yang menjadi tujuan harap segala sahabat?

Peritiwa itu, kini telah menjadikan ia kehilangan mata terindahnya--kehilangan daya pijarnya. Weilah, peristiwa macam apa yang membuatnya terlempar ke gelap rasa yang buncah membelah segala tawa, mengurung diri dalam perihnya luka. Meniadakan segala hidup, mengembangkan murung.

Apa yang sesungguhnya terjadi? Siapa yang membuat ia mengairmatakan kenang itu?

Aku kian tenggelam di sunyi diri. Di selasar rumah, aku bimbang. Akankah aku menunggu sang dara mengambil kenang yang kini aku simpan di saku bajuku bersama keinginan. Hingga ia akan terus mengairmatakannya? Ataukah aku lempar saja kenang ini ke jurang persembahan Penguasa Gelap Luka. Hingga mampus dimakan ngengat peradaban. 

"Jangan kautanyakan tentang sepenggal kenangan yang bahkan sisanya pun telah kaubawa pergi. Di sini, bahkan remahnya pun tak ada lagi."*

"Aku terkesiap!" 

Dia, dara yang kehilangan kenangnya. Dara yang tak henti mengairmatakan perasaannya.

Datang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar