Dengan puisi aku mengetuk pintumu
Menyodorkan sejumlah talian rasa:
Sakit duka ceria dalam gubahan yang sedemikian lugu ataupun indah
bukan oleh kemasan dalil aturan ataupun berbelit kaidah
Ia tersusun mandiri oleh jalinan
Sebab jiwamu bersenyawa dengannya
Dengan puisi aku menjabat erat tanganmu
Menyentuh kelembutan batin yg prima peka
Bahkan kadang mampu menguliti bagian-bagian nyali
Kauurai satu-satu dalam sebuah perjamuan bersama nan pekat tawa
Dengan puisi bahkan begitu nyaman kunaiki punggungnya
Terbang bebas bersama makna
Dengan irama kepak berjuta sayap yang tercipta spontan dari tiap kibasan angin pengertian
Menuju hatimu
Dengan puisi tak jarang pula tanpa sengaja menggamit guiletin berkilat
Perlahan mengoyak perasaan
Teriris sebagian tajam kenangan
Lalu jiwa mengambang gamang
Entah untuk apa
Dengan puisi aku mengenalmu tereja bagai larik kata-kata
Sesekali menjelma diksi sarat arti
lalu tersimpan dalam deret paradigma persahabatan modern.
Memandangmu,
aku menyimak rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar