aku menulis Tuhan, karena Tuhan menulis aku
walaupun apa yang kutuliskan tak jelas
tetapi, kata Tuhan membuat perasaanku puas
bukankah dahaga-dahaga itu yang ingin kulepas ?
ketika aku terasing dari muka Tuhan, aku terkapar gelisah
batu, baju, bolu, binatu, semua benda menyiksaku
kalau kubiarkan sakit, semua jadi penyakit
kuketuk lubang, dimana Tuhan bersembunyi dari kepedihanku
aku datangi lorong-lorong yang tak terlihat
ada dimana-mana, aku pecah sekeping kabut dibelah seribu
bahkan gelap tak ada apa-apa
sebelum sang cinta datang, tanpa wajah, hanya senyuman
tanpa hujan, hanya rinai yang indah dan teduh segar
tanpa telaga, hanya kilau dan kesejukan
tanpa batang, hanya rindang dan asam manis buah-buahan
tak ada yang tahu, selain dia sendiri di penglihatan tanpa mataku
karena Tuhan menulis aku, aku menulis Tuhan
karena Tuhan maha sakti, dimana aku mengerti ?
kesebut saja namanya, lalu aku rela diapa-apakannya
kemudian Tuhan tak kumengerti juga, aku rela disiksanya
dengan cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar