tubuhku kecil
tertatih menjelah sehelai daun hidup
yang di setiap uratnya menulis seribu cerita
kearah mana jemariku kubebaskan
sementara dipersimpangannya
suara-suara tangis mereka
inginkan aku ada
Kenapa di mataku
kubangun danau
dibelakang punggungku
kugali sebuah telaga
berharap mereka bisa mengurai luka
dan melarungkannya di sana
terkadang ingin kulepas satu diantaranya
dan menganggapnya tak pernah ada
semata karena kuingin nafasku lega
lalu dengan ringan aku melangkah
menjelajah dengan rasa yang tak terjajah
pikiran tak terkurung
karena kemampuanku yang tak sebanding
tak akan mendapat angka sembilan koma sembilan
di mata dunia
malah kehilangan sembilan kendali
yang menyiksa diri
sinar bulan yang kemayu
di depannya aku tertunduk malu
bukankah seharunya di wajahku
bermekaran senyum kebahagian musim semi yang tak layu
terpancar ke segala penjuru
dengan cahaya ketulusan dan bukan segala ria yang sia-sia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar