Kubaca getar gelisahmu pada tardji
Gelisah yang menggoyahkan pohon nurani
Kupahami bukan kau mengejar popularitas
Melainkan rindu jalan agamis
Dalam tiap garis nasib yang kian ritmis
Kasih
Saat kau mengajak kembali ke asal
Aku semakin paham
Pesantren telah menjadi rambu
Agar tak ada penyair yang mengaku Tuhan
Atas segala karya yang telah abadi
Hingga nadi menjelma puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar