ingin kumasuki hatimu
seperti aku menuangkan butiran-butiran gula
ke secangkir capucino
lalu kita menyantu
hingga sruput terakhir
menyisakan ampas
karena suka duka telah ikut serta larut
mengalir ke kerongkongan, masuk ke paru-paru, hingga ke seluruh hidupku
menjadi rasa yang aku sendiri tak lagi peduli itu apa
ruang kenyataan berlapis-lapis
dan kutahu ini hanya sebuah kebodohan
mencintaimu hingga menjadikanmu semestaku
sedangkan misteri di matamu tak pernah mampu kupecahkan
namun aku tetap memilih menutup hatiku dan hanya untukmu
sekali pun diam-diam mesti menghitung satu-satu kekecewaan
di setiap pintu harap berderit
lalu memerdekakan jiwa menyatu dengan sunyi
seperti gelap yang menyetia pada malam sekali pun ia tak paham apa maknanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar