oleh Artha Alhitya Part II pada 07 Maret 2011 jam 14:44
::untuk setahun yang berlalu::
Sampan mu berayun kembali ke dermaga tempat dulu kita pernah mengurai kata
Sudah lama sekali,
Setahun adanya,
Apakah kau cukup lelah untuk semua perjalanan yang kau lalui?
Peluh-peluh yang jatuh dan singgah di ujung dahi mu,
Bulirannya tetap berkilau mengagumkan.
Biar coba ku seka untukmu
Kata mu, "kau bukan lagi kekasih yang tampanku dulu,
kau sekarang lelaki yang mendamaikan"
( itulah saat ketemu lewat mimpiku )
Semu merah yang ku coba tutupi dengan tawa ku,
Ah.. Percuma saja, kau pasti tau itu.
Putaran setahun yang kita lalui sendiri,
Untuk semua rasa yang kau halau,
Berkisahlah, biar ku dengar tiap nafas dalam katamu
Biar aku bisa menimbang, apakah kita bisa mengurai cerita bersama lagi
Aku sedang menimbang sekarang,
untuk ribuan detik kedepan,
Menimbang-nimbang kisah-kisah mu,
menatar fondasi-fondasi yang coba kau sketsa
Sketsa untuk takaran rasa yang tidak kita biarkkan meluap
Untuk tidak melebihi cintamu pada-Nya
Itu lebih manis dari apa pun,
bahkan gulali pinggir jalan yang pernah kita habiskan bersama
maafkan aku , yang hanya bisa bermimpi
Sampan mu berayun kembali ke dermaga tempat dulu kita pernah mengurai kata
Sudah lama sekali,
Setahun adanya,
Apakah kau cukup lelah untuk semua perjalanan yang kau lalui?
Peluh-peluh yang jatuh dan singgah di ujung dahi mu,
Bulirannya tetap berkilau mengagumkan.
Biar coba ku seka untukmu
Kata mu, "kau bukan lagi kekasih yang tampanku dulu,
kau sekarang lelaki yang mendamaikan"
( itulah saat ketemu lewat mimpiku )
Semu merah yang ku coba tutupi dengan tawa ku,
Ah.. Percuma saja, kau pasti tau itu.
Putaran setahun yang kita lalui sendiri,
Untuk semua rasa yang kau halau,
Berkisahlah, biar ku dengar tiap nafas dalam katamu
Biar aku bisa menimbang, apakah kita bisa mengurai cerita bersama lagi
Aku sedang menimbang sekarang,
untuk ribuan detik kedepan,
Menimbang-nimbang kisah-kisah mu,
menatar fondasi-fondasi yang coba kau sketsa
Sketsa untuk takaran rasa yang tidak kita biarkkan meluap
Untuk tidak melebihi cintamu pada-Nya
Itu lebih manis dari apa pun,
bahkan gulali pinggir jalan yang pernah kita habiskan bersama
maafkan aku , yang hanya bisa bermimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar