oleh Artha Alhitya Part II pada 08 Maret 2011 jam 12:11
Kepada Engkau yang Entah Dimana
Matahari yang terbit setiap hari
tak lagi pernah memberi kabar
apakah bayang-bayang kabur tubuhmu
yang memendek dan memanjang itu
sesekali pernah berjalan sendirian ke arahku.
Separo bulan yang bersinar terang
sedang tepat di atas kepalaku itu
tak juga memberi kabar kepadaku
apakah kau sedang melihat yang separo disana
bulan bersinar tepat di atas kepalamu pula.
Dan udara malam yang selalu bergerak ini
_bikin bintang-bintang tampak berkedip-kedip itu_
kepadanya kadangkala kutitipkan sebuah doa.
~ kuselipkan bunga kesukaan dekat nama nisanmu kasih..
sebagai lambang cintaku padamu...
Matahari yang terbit setiap hari
tak lagi pernah memberi kabar
apakah bayang-bayang kabur tubuhmu
yang memendek dan memanjang itu
sesekali pernah berjalan sendirian ke arahku.
Separo bulan yang bersinar terang
sedang tepat di atas kepalaku itu
tak juga memberi kabar kepadaku
apakah kau sedang melihat yang separo disana
bulan bersinar tepat di atas kepalamu pula.
Dan udara malam yang selalu bergerak ini
_bikin bintang-bintang tampak berkedip-kedip itu_
kepadanya kadangkala kutitipkan sebuah doa.
~ kuselipkan bunga kesukaan dekat nama nisanmu kasih..
sebagai lambang cintaku padamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar